Tiga Jawaban Dari Seorang Gadis Cerdas
Dusunku.com - Satu Cerita lagi yang sarat akan makna saya posting dalam blog ini, cerita yang bersifat membangun pribadi kita. dalam cerita ini menceritakan seorang Gadis Cerdas yang bisa memberikan tiga jawaban kepada seorang pemuda tampan yang berjumpa dengan ayah si gadis untuk mencari pendamping hidup. Sobat penasaran dengan cerita ini?? ayo kita simak cerita berikut seperti yang saya lansir dari situs Dunia Training.
Ada seorang pemuda Arab yang tampan, shalih,
dan sangat cerdas. Dia ingin menikah dengan seorang gadis shalihah dan cerdas
seperti dirinya. Maka, mulailah dia mengembara dari satu kabilah ke kabilah lain, untuk mencari gadis impiannya.
Suatu
ketika, dia berjalan menuju kabilah di Yaman. Di tengah perjalanan, dia berjumpa
dengan seorang lelaki. Akhirnya, dia berjalan bersama lelaki itu.
Pemuda itu menyapa,“Hai Tuan, apakah kau bisa
membawaku dan aku membawamu?”
Spontan lelaki itu menjawab,“Hai bodoh, kau
ini bagaimana? Aku menunggang kuda dan kau menunggang kuda. Bagaimana kita bisa
saling membawa?”
Pemuda itu diam saja mendengar jawaban lelaki
itu.
Kemudian, keduanya melanjutkan perjalanan.
Lalu, mereka melewati sebuah kampung. Kampung itu yang dikelilingi oleh kebun
yang sudah tiba masa panennya.
Pemuda itu bertanya,“Menurutmu, buah-buahan
itu sudah dimakan oleh pemiliknya, atau belum, ya?”
Seketika, lelaki itu menjawab,“Pertanyaan itu
aneh sekali! Kamu sendiri melihat dengan mata kepalamu, buah-buahan itu masih
ada di pohonnya dan belum dipanen, kok kamu bertanya, apakah buah-buahan itu
sudah dimakan oleh pemiliknya atau belum?”
Pemuda itu hanya diam dan tidak menjawab
perkataan lelaki itu.
Kemudian, keduanya melanjutkan perjalanan.
Baru sebentar berjalan, mereka bertemu dengan orang-orang yang sedang mengiring
jenazah.
Pemuda itu berkata,“Menurutmu, yang diiring
dalam keranda itu masih hidup atau sudah mati, ya?”
Lelaki itu menjawab,“Aku semakin tidak paham denganmu.
Aku tidak pernah menemukan pemuda yang lebih bodoh darimu. Ya, jelas! Jenazah
itu akan dibawa untuk dikuburkan. Tentu dia sudah mati.”
Pemuda itu kembali diam dan tidak menjawab
sepatah kata pun atas komentar lelaki itu. Akhirnya, keduanya sampai di rumah
lelaki itu. Dia mengajak pemuda itu menginap di rumahnya. Dia merasa kasihan,
sebab pemuda itu terlihat sudah sangat letih.
Lelaki itu memiliki seorang anak gadis yang
sangat cantik.
Begitu tahu ada seorang tamu menginap, anak
gadisnya itu bertanya,”Ayah, siapa dia?”
“Dia itu pemuda paling bodoh yang pernah aku
temukan,” jawab ayahnya.
Anak gadis itu malah penasaran. Dia mengejar
dengan pertanyaan berikutnya,”Bodoh bagaimana?”
Ayahnya langsung menceritakan awal pertemuannya
dengan pemuda itu dan segala perkataan serta pertanyaannya.
Mendengar cerita ayahnya, anak gadis itu
berkata,”Ayah ini bagaimana? Dia itu tidak bodoh. Justru dia sangat cerdas dan
pandai.
Kata-katanya mengandung makna yang tersirat. Ketika dia mengatakan
‘Apakah kau bisa membawaku dan aku membawamu?’, sebenarnya maksudnya
adalah,‘Apakah kita bisa saling berbincang-bincang sehingga bisa membawa
suasana yang lebih akrab?’ Ketika dia mengatakan,“Buah-buahan itu sudah dimakan
oleh pemiliknya atau belum?’ Ia memaksudkan,‘Apakah pemiliknya sudah
menjualnya, pemiliknya tentu menerima uangnya dan membelanjakannya untuk makan
dia dan keluarganya.
Kemudian, ketika dia bertanya,‘Apakah jenazah di dalam
keranda itu masih hidup atau sudah mati?‘ Maksudnya,‘Apakah jenazah itu memiliki
anak yang bisa melanjutkan perjuangannya atau tidak?’
Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh
putrinya, lelaki itu keluar dan menemui pemuda itu. Dia meminta maaf atas
perkataannya yang membodoh-bodohkan pemuda itu. keduanya lalu
berbincang-bincang.
Lelaki itu berkata,”Sekarang aku baru tahu apa
maksud pertanyaan-pertanyaanmu dalan perjalanan tadi.”
Lalu, dia menjelaskan seperti yang di katakan
putrinya.
Mendengar itu sang pemuda bertanya,“Saya yakin
itu bukan lahir dari pikiranmu sendiri dan bukan perkataanmu, demi Allah,
katakanlah padaku siapa yang mengatakannya?”
“Yang mengatakan hal itu adalah putriku,”
jawab lelaki itu.
Spontan pemuda itu berkata,“Apakah kau mau
menikahkan aku dengan putrimu?”
“Ya”
Begitulah, setelah melalui pengembaraan panjang,
akhirnya pemuda itu menemukan pendamping hidup yang dia impikan.
Bagaimana sobat, apakah bisa kalian pahami?? jadi hal yang bisa kita petik dari cerita tersebut adalah, janganlah kita memandang seseorang dari pembicaraannya tapi apa yang dibicarakan nya, karena satu kata yang bisa keluar dari mulut kita tentunya bisa mengandung ribuan makna yang tersirat dan terkadang tak bisa dipahami dengan penalaran yang spontan tanpa memahami isi dari apa yang disampaikan nya. Kita memerlukan pemikiran yang lebih rasional dan lebih luas dalam pemahaman tersebut.
"Janganlah meremehkan seseorang dari pembicaraan nya, karena pembicaraan seseorang tidak menentukan pemikiran nya. tetapi nilai lah dari isi yang dibicarakan nya".
Semoga bermanfaat....
Semoga bermanfaat....
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih buat sobat yang sudah memberikan komentarnya pada postingan ini